OSCAR: MAESTRO KREATIF YANG MENGHIASI DUNIA SEPAK BOLA MODERN

Oscar: Maestro Kreatif yang Menghiasi Dunia Sepak Bola Modern

Oscar: Maestro Kreatif yang Menghiasi Dunia Sepak Bola Modern

Blog Article



 


 


 


 

Oscar dos Santos Emboaba Júnior, atau yang lebih dikenal sebagai Oscar, adalah salah satu gelandang paling berbakat yang lahir dari tanah Brasil. Lahir pada 9 September 1991 di Americana, São Paulo, Oscar meniti karier dengan kombinasi visi, teknik, dan kecerdasan taktis yang menjadikannya pemain kunci di klub-klub elite Eropa dan Asia. Meski kariernya kerap diwarnai pilihan tak terduga, ia tetap dikenang sebagai sosok yang menghadirkan keindahan dalam setiap sentuhan bola.


 

Awal Karier: Dari Brasil ke Panggung Internasional
Oscar memulai karier di akademi São Paulo FC, tetapi debut profesionalnya justru terjadi di SC Internacional pada 2008. Di klub Porto Alegre itu, ia berkembang pesat sebagai gelandang serang yang lincah. Pada 2011, ia memimpin Internacional meraih gelar Campeonato Gaúcho dan menarik perhatian dunia lewat penampilan gemilang di Piala Dunia U-20 2011, di mana ia mencetak hat-trick di final melawan Portugal. Prestasi ini menjadi batu loncatan untuk petualangannya di Eropa.


 

Chelsea: Puncak Kejayaan di Premier League
Pada 2012, Oscar dibeli Chelsea dengan harga £25 juta. Di bawah manajer seperti Roberto Di Matteo, José Mourinho, dan Antonio Conte, ia menjadi bagian penting dari era keemasan Chelsea. Musim pertamanya langsung berkesan: ia mencetak dua gol spektakuler melawan Juventus di Liga Champions, menunjukkan kemampuan membaca permainan dan finishing akurat. Bersama Eden Hazard dan Juan Mata, Oscar membentuk trio kreatif yang memukau Premier League.


 

Selama lima musim di London, ia memenangkan dua gelar Premier League (2014–15, 2016–17), satu Piala Liga (2015), dan satu Liga Europa (2013). Gaya bermainnya yang elegan, umpan terobosan, serta kerja keras tanpa bola membuatnya disukai fans. Namun, konsistensinya kerap dipertanyakan, terutama setelah kepergian Mourinho pada 2015.


 

Petualangan di Shanghai SIPG: Keputusan Mengejutkan
Pada 2017, di puncak usia 25 tahun, Oscar membuat kejutan dengan pindah ke Shanghai SIPG (sekarang Shanghai Port FC) dengan nilai transfer £60 juta—rekor termahal di Liga China saat itu. Keputusannya dikritik banyak pihak yang menganggap ia "mengubur bakat" demi imbalan finansial. Namun, Oscar membuktikan diri sebagai pilar utama Shanghai, mencetak 51 gol dan 94 assist dalam 173 pertandingan. Ia membantu klub meraih gelar Liga China 2018 dan menjadi pemain asing paling ikonis di kompetisi tersebut.


 

Kembali ke Brasil: Kebangkitan bersama Flamengo
Pada 2023, Oscar memutuskan pulang kampung dengan bergabung ke Flamengo. Meski sudah melewati usia 30 tahun, ia tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pengatur serangan. Dengan visi dan pengalaman Eropa-nya, ia menjadi pemain kunci dalam pertarungan Flamengo meraih gelar domestik dan internasional.


 

Karier Internasional: Sorotan dan Tantangan
Oscar adalah bagian dari "generasi emas" Brasil yang diharapkan mengembalikan kejayaan Seleção. Debutnya terjadi pada 2011, dan ia menjadi starter di Piala Dunia 2014, mencetak gol penting melawan Kroasia di fase grup. Namun, performa tim yang buruk (khususnya kekalahan 7-1 dari Jerman) menjadi noda dalam catatannya. Ia juga meraih medali perak Olimpiade 2012 dan medali emas Piala Konfederasi 2013. Sayangnya, setelah 2015, ia jarang dipanggil akibat persaingan ketat dan pilihannya bermain di China.


 

Gaya Bermain: Dirigen di Lapangan Hijau
Oscar adalah gelandang serang yang mengandalkan kecerdasan teknis dan taktis. Kemampuannya mengontrol tempo, mengirim umpan terobosan, serta mencetak gol dari luar kotak penalti membuatnya mirip dengan legenda Brasil seperti Kaká atau Zico. Meski kurang fisik, kelincahan dan akurasi umpan pendek-panjangnya menjadi senjata ampuh. Pelatih Antonio Conte pernah memujinya: "Dia pemain yang selalu berpikir dua langkah lebih cepat dari lawan."


 

Kontroversi dan Kritik
Kepindahan Oscar ke China kerap dianggap sebagai simbol komersialisasi sepak bola modern. Banyak fans Brasil kecewa karena ia memprioritaskan uang daripada bersaing di level tertinggi Eropa. Namun, Oscar sendiri membela keputusannya: "Saya ingin mencoba tantangan baru sekaligus membangun warisan untuk keluarga."


 

Warisan: Seniman yang Memilih Jalan Berbeda
Dengan lebih dari 100 gol dan 150 assist di karier senior, Oscar meninggalkan jejak sebagai pemain berkualitas dunia. Meski jarang menjadi sorotan media, pengaruhnya dalam permainan tak pernah diragukan. Di luar lapangan, ia dikenal sebagai sosok pendiam yang aktif dalam kegiatan amal, termasuk mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu di Brasil.


 

Penutup
Di usia 32 tahun, Oscar masih menunjukkan gairahnya di Flamengo. Kariernya mungkin tak semulus Neymar atau secemerlang Philippe Coutinho, tetapi dedikasinya pada keindahan permainan tetap abadi. Oscar mengingatkan kita bahwa sepak bola bukan hanya tentang trofi, tapi juga tentang keberanian mengambil jalan tak biasa—seperti maestro yang menulis simfoni dengan caranya sendiri.




 


 


 

Report this page